Aliansi Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang merupakan
gabungan Pandu Budaya UI, Brigade UI, Pasukan Aksi Propaganda UI, Front Aksi
Mahasiswa (FAM) UI mengeluarkan pernyataan sikap evaluasi pascakenaikan harga
bahan bakar minyak (BBM) berjalan.
Mereka menilai upaya pemerintah untuk menaikan harga BBM
tahun ini akhirnya menemui kata berhasil dengan disepakatinya kebijakan
tersebut oleh DPR.
Humas FAM UI Anissa Noviandhini mengatakan kebijakan itu
dilakukan dengan dalih menyelamatkan APBN. Padahal kebijakan tersebut dengan
jelas dan nyata ditolak masyarakat Indonesia terbukti dengan hasil survei LSI
79,21 persen masyarakat Indonesia menolak kenaikan harga BBM.
"Penolakan itu bukan tanpa alasan, kenaikan harga BBM
justru menyebabkan inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa, terutama
pangan. Rakyat miskin daya belinya terancam. Apalagi kenaikan harga terjadi
menjelang bulan Ramadhan dan lebaran, sehingga inflasi tak terkendali. Rakyat
miskin akan semakin sulit hidupnya," ujarnya dalam rilis kepada wartawan,
Jumat (28/06/2013).
Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), kata Anissa,
adalah usaha pembodohan elit politik kepada rakyat. Dampak negatif mulai
dirasakan rakyat dari naiknya harga kebutuhan primer.
"Ongkos angkot, pangan atau sembako, naiknya harga gas
elpiji, potensi hancurnya UMKM. BLSM justru bikin sumber keributan warga. BLSM
juga tak menjamin daya beli masyarakat tetap bertahan sesuai kebutuhan
dasarnya. Hal ini jelas membuktikan kepemimpinan SBY - Boediono gagal
mensejahterakan rakyatnya," ungkapnya.
Anissa menegaskan mahasiswa UI mendesak rakyat Indonesia
bergabung melawan pemerintahan SBY-Boediono yang telah berkhianat pada rakyat,
salah satunya melalui kebijakan menaikan harga BBM ini. Pemerintah harus segera
menurunkan harga BBM, dan mewujudkan kedaulatan energi secepatnya. Sikap para
mahasiswa juga diekspresikan dengan mengumpulkan koin untuk APBN.
"Turunkan harga sembako, bersihkan pemerintahan dari
penjahat dan pengkhianat bangsa. Tiada kata jera dalam perjuangan,"
tukasnya.
Sumber : sindonews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar