Pemerintah berdalil kuota BBM
bersubsidi cepat habis karena 30 persen dicuri dan sisanya dikonsumsi orang
kaya.
Kelangkaan BBM bersubsidi yang
terjadi sekarang ini benar-benar
mempermalukan pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyuono (SBY). Pasalnya, kelangkaan ini
terjadi di sela-sela kegaduhan politik yang dipicu oleh para pembantunya.
Bambang mengingatkan, pemerintah
sudah lama menerima informasi penyimpangan pengelolaan BBM bersubsidi.
Menurutnya, praktik pencurian BBM bersubsidi bukan cerita baru. Pencurian BBM
bersubsidi sudah mencapai 30 persen dari total alokasi anggaran mestinya
menjadi sangat serius.
Namun pemerintah menyederhanakan
persoalan ini sehingga strategi memerangi pencurian BBM bersubsidi nyaris tanpa
militansi.
“Bahkan, kesalahan fatal ini tak
pernah diperbaiki. Pejabat terkait lebih senang membuat gaduh,” ungkap mantan
wartawan ini serius.
Anggota DPR ini menyatakan,
pemerintah sudah berulangkali menjadikan fakta pencurian dan kesalahan
distribusi BBM bersubsidi sebagai argumentasi pembelaan diri. Mestinya, tambahnya, logika persoalannya
dibolak-balik karena para pembantu SBY tidak ingin disalahkan.
Pemerintah berdalil kuota BBM
bersubsidi cepat habis karena 30 persen dicuri dan 77 persen lain dikonsumsi
orang kaya.
“Tetap saja pemerintah yang salah
karena tidak bisa menangkal pencurian dan tak mampu mencegah orang kaya membeli
BBM bersubsidi,” tukas Bambang Soesatyo dalam pernyataan tertulisnya.
sumber : www.beritasatu.com
antaranews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar